Minggu, 01 Juni 2025

Cerita Tentang Utang :)

Cerita Tentang Utang :)

1. Apa yang sebenarnya membuatku sedih? Bukan jumlah uangnya. Tapi rasanya seperti tidak dihargai. Ketika aku sudah menekan kebutuhanku demi membantu, dan dia menganggap itu hal kecil, aku merasa invisible. Aku hadir saat dia butuh, tapi dia abai ketika aku butuh kepastian.

2. Apa yang aku harapkan darinya, dan apa yang tak pernah ia berikan? Aku berharap ada tanggung jawab, kesadaran, atau setidaknya permintaan maaf yang jujur. Tapi selalu yang datang hanya alasan. Lama-lama aku ragu: dia temanku atau hanya melihatku sebagai ‘jalan keluar instan’?

3. Apa yang sebenarnya ingin aku katakan padanya, tapi belum pernah benar-benar aku sampaikan? “Mungkin kamu merasa aku selalu bisa paham kamu, tapi aku juga manusia. Aku juga butuh dipahami. Setiap kali kamu tidak menepati janji, rasanya kamu sedang menarik kembali kepercayaanku, sedikit demi sedikit.”

4. Kenapa aku terus jatuh di lubang yang sama? Karena aku punya hati. Dan karena aku ingin percaya bahwa orang bisa berubah. Tapi kini aku sadar: memaafkan bukan berarti membiarkan diriku terus dilukai. Aku boleh berhenti, bahkan jika itu membuatku merasa bersalah sebentar. Menolak pun adalah bentuk cinta pada diriku sendiri.

5. Apa yang bisa kulakukan sekarang untuk merawat batas sehat dalam diriku?

  • Mulai berani berkata, “Maaf, aku belum bisa bantu.”
  • Menulis setiap kali aku goyah, agar tetap terhubung dengan suara hatiku.
  • Belajar bahwa menjaga jarak bukan berarti berhenti peduli. Tapi itu bentuk perlindungan atas ruang batin yang terlalu sering diabaikan.

Jika suatu saat tulisan ini sampai di kamu, maafkan aku sampai nulis di coretan ini. Di sini memang tempat aku menulis diary, tempat aku curhat. Postingan di blog ini jarang ada yang berkunjung.

Aku ingin kamu tahu bahwa, “Kebaikanku bukan untuk dimanfaatkan. Aku belajar dari luka ini. Dan sekarang, aku memilih untuk tidak jatuh ke lubang yang sama—bukan karena aku berhenti peduli, tapi karena aku mulai mencintai diriku sendiri.”[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tensi Darahku 170

Tensi Darahku 170 Pagi itu aku merasa pusing. Bukan pusing biasa yang bisa kutangani dengan tidur sebentar atau minum teh hangat. Ada sesuat...